Dolly Saiki..!

Dolly Saiki..! Salah satu pelaku UKM Eks Lokalisasi Dolly memamerkan produknya di DS Point. ©dollysaiki.com
1. Apa masalah yang melatarbelakangi munculnya inovasi ini?
Kawasan Dolly sebelum ini dikenal sebagai eks lokalisasi prostitusi. Dolly pernah diberi julukan sebagai kawasan ”merah” terbesar se-Asia Tenggara. Saat ini, Dolly sudah resmi ditutup. Tepatnya, sejak 18 Juni 2014. Dolly berlokasi di Kecamatan Sawahan. Pusatnya, di Kelurahan Putat Jaya. Pihak kecamatan memiliki peran sentral sebagai ujung tombak dalam upaya penutupan Dolly dan pengembangannya ke arah positif pascapenutupan. 
Dolly pascapenutupan memiliki banyak masalah di segala aspek. Antara lain, masalah ekonomi dan sosial. Pemerintah Kota Surabaya berupaya keras agar semua masalah itu bisa dicarikan solusinya. Dicetuskan program menyeluruh dan komprehensif dengan sasaran masyarakat setempat. 
Masalah ekonomi yang ada di Dolly adalah ketergantungan masyarakat pada tempat hiburan malam itu. Misalnya, mereka yang membuka warung makan, tempat parkir, ojek dan tukang becak, jasa laundry, toko, dan lain sebagainya. Bahkan, ada pula warga yang menyewakan rumahnya sebagai tempat esek-esek. Ketergantungan sebagian masyarakat pada keberadaan lokalisasi prostitusi menjadikan ekonomi mereka terguncang saat lokalisasi ini ditutup. Dalam strategi penutupan Dolly, turut dipertimbangkan pula bagaimana cara agar masyarakat di sana tetap ”survive” meski Dolly ditutup.
Masalah sosial yang membelit Dolly antara lain berupa stigma yang melekat pada masyarakat dan kawasan itu. Lokalisasi prostitusi adalah tempat maksiat yang dikecam oleh semua agama. Namun kenyataannya, citra negatif Dolly sudah terkenal di mana-mana. Bahkan, di masa silam, terdapat ungkapan satir berbunyi: belum ke Surabaya bila belum ke Dolly. 
Selama lokalisasi prostitusi Dolly beroperasi, lingkungan masyarakat tidak kondusif. Lingkungan menjadi rusak. Masyarakat disuguhi dengan suasana trafficking, penjualan/konsumsi minuman keras, perempuan dengan pakaian terbuka, penjualan obat-obatan terlarang dan lain sebagainya. Masyarakat yang kemudian terpengaruh, ikut-ikutan meminum minuman keras, menjajal narkoba, dan lain sebagainya. 
Dari aspek sosial budaya, lokalisasi prostitusi tidak memiliki kecocokan dengan kearifan lokal Indonesia. Keluhuran budi pekerti dan gaya hidup, termasuk gaya berbicara dan berbusana, adalah ciri khas bangsa Indonesia. Sementara di kawasan lokalisasi prostitusi, masyarakat akrab dengan model busana yang terbuka dan orang-orang mabuk minuman keras yang kerap berteriak-teriak. 
Persoalan yang tidak kalah penting dan harus dicarikan solusinya adalah pendidikan anak-anak. Anak-anak yang hidup di kawasan lokalisasi prostitusi terbiasa melihat suguhan yang tidak layak di sekitarnya. Contoh-contoh aktifitas yang tidak senonoh di lingkungan tersebut dapat memengaruhi tumbuh kembang anak-anak di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan tersebut. Bahkan, ada temuan yang mengejutkan soal anak-anak yang kecanduan melakukan tindakan yang tidak baik. Antara lain, mencontoh untuk melakukan aktifitas seksual, minum minuman keras, bahkan mencicipi narkoba.
Permasalahan yang bersumber dari aspek ekonomi dan sosial itu ingin diselesaikan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Apalagi, sebelum penutupan, sebagian warga sempat mengeluh tentang roda perekonomiannya yang terancam dampak penutupan. Mereka sempat melakukan unjuk rasa yang cenderung anarkistis. Meski demikian, tekad Pemerintah Kota Surabaya untuk menutup lokalisasi prostitusi Dolly sudah bulat. Tentu saja, dengan segenap program lanjutan yang menawarkan solusi di aspek ekonomi dan sosial. 
Inovasi Dolly Bangkit adalah upaya untuk mengembangkan ekonomi kreatif kerakyatan dan perbaikan citra ke arah positif di kawasan Dolly. Pemerintah Kota Surabaya melalui sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan sinergitas dengan elemen masyarakat lainnya, menjalankan program-program komprehensif demi pembenahan aspek ekonomi dan sosial masyarakat. Pihak Kecamatan Sawahan menjadi ujung tombak di lapangan.
2. Siapa inisiator inovasi ini dan bagaimana inovasi berhasil memecahkan masalah yang dihadapi?
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membaca persoalan Dolly dari berbagai aspek. Di satu sisi, dia paham bahwa lokalisasi prostitusi bertentangan dengan kearifan lokal dan ajaran agama-agama di Indonesia. Bahkan, secara kongkret, pelarangan bangunan di Surabaya dipakai untuk prostitusi tertuang pula pada Peraturan Daerah (Perda) No.7 tahun 1999 tentang Larangan Menggunakan Bangunan/Tempat untuk Perbuatan Asusila, serta Pemikatan untuk Melakukan Perbuatan Asusila.
Di sisi lain, perempuan yang akrab disapa Bu Risma itu juga mengerti, penutupan Dolly pasti memiliki banyak dampak. Terutama, di aspek ekonomi. Sebab, selama ini, banyak masyarakat yang mata pencahariannya tergantung dengan pasang-surut bisnis di sana. Dolly pascapenutupan juga harus memiliki citra yang bersih. Jangan sampai, masyarakat di kawasan Dolly masih terstigma negatif sebagai warga eks lokalisasi prostitusi yang beretika buruk. 
Bertolak dari pandangan-pandangan tadi, Bu Risma mengajak semua OPD untuk memutar otak untuk merumuskan solusi. Sinergitas dengan elemen masyarakat lain, juga dengan institusi plat merah lain, mutlak diperlukan. Sebab, Pemerintah Kota Surabaya tidak bisa bekerja sendirian tanpa dukungan dari masyarakat Surabaya secara keseluruhan, maupun jajaran pemerintahan lain, seperti Pemerintah Provinisi, Kementerian, dan TNI-Polri selaku leading sector penjaga keamanan wilayah.  
Sebelum penutupan atau di tahun 2014, jumlah PSK atau diistilahkan Bu Risma sebagai perempuan harapan, berada di kisaran 1.449 orang, mucikari sekitar 311 orang, dan mereka bekerja di sekitar 52 wisma yang ada di sana. Meski demikian, masyarakat setempat yang terimbas penutupan di aspek ekonomi tentu jauh lebih banyak. Selain dibutuhkan intervensi ekonomi, diperlukan pula intervensi di aspek sosial agar citra positif Dolly sebagai kawasan yang sudah bersih dan sehat ikut terangkat. 
Ada dua poros program Dolly Bangkit yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya. Poros atau target yang ditetapkan adalah aspek ekonomi dan sosial. Di aspek ekonomi, Pemerintah Kota Surabaya melakukan banyak pelatihan untuk warga. Khususnya, di bidang ekonomi kreatif kerakyatan berbasis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Masyarakat dilatih untuk kreatif, dan inovatif menciptakan karya yang bisa dijual. Dengan demikian, mereka bisa hidup layak dengan rezeki yang halal serta barokah tanpa tergantung dengan lokalisasi prostitusi.
Pemerintah Kota Surabaya juga membantu promosi barang-barang atau hasil dari UMKM itu. Pemerintah Kota Surabaya juga berkoordinasi dengan elemen masyarakat lain, seperti kalangan kampus, untuk melatih teknis pemasaran produk warga. Juga, berkoordinasi dengan jajaran lain seperti Pemerintah Provinsi dan Kementerian, sehubungan dengan penyaluran dana hibah atau bantuan pada warga. 
Di aspek sosial, Pemerintah Kota Surabaya terus mempromosikan tentang kawasan Dolly yang sudah bersih dan kreatif pada masyarakat di Surabaya, Indonesia, bahkan dunia. Tujuannya, menghilangkan kesan negatif yang pernah melekat di kawasan ini. Branding positif itu dilakukan melalui media massa, maupun dengan menggelar event-event bagus yang menggandeng banyak pihak. Event terbaru dan bergengsi yang dijalankan belakangan ini adalah Dolly Saiki Fest 2017, yang digelar selama tiga bulan sejak 13 Mei hingga 16 Juli 2017. 
Dalam pelaksanaan semua program pelatihan maupun sosialisasi citra positif Dolly itu, pihak Kecamatan Sawahan menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan. Mereka terus berkoordinasi dengan OPD lain yang membidangi pelatihan masyarakat seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5), Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan UMKM serta elemen masyarakat di eksternal Pemerintah Kota. 
Selain itu, dilakukan pula koordinasi oleh pihak Kecamatan Sawahan untuk tugas-tugas penyuluhan dan penguatan mental pendidikan dengan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan Dinas Perpustakaan dan Arsip. Dalam melaksanakan program tersebut, Dinas Kesehatan juga ikut serta, mengingat kawasan ini dulu memiliki tingkat kerawanan penyakit menular seperti HIV/AIDS dan kecanduan obat-obatan atau minuman keras.
3. Apa saja aspek kreatif dan inovatif dari inovasi ini?
Inovasi Dolly Bangkit bukan hanya soal penutupan lokalisasi prostitusi yang melanggar perda, tidak sesuai kearifan lokal, dan bertentangan dengan ajaran agama serta susila. Kalau hanya penutupan, tanpa intervensi ekonomi dan sosial di masyarakat, peluang kawasan ini kembali menjadi lokalisasi prostitusi sangat besar. Gesekan di masyarakat juga bakal lebih kuat karena urusan perut atau persoalan ekonomi yang menghantui. Dengan adanya intervensi ekonomi, melalui pelatihan dan penyediaan wadah UMKM, serta intervensi sosial, melalui penyelenggaraan event-event positif sehingga citra baik Dolly terangkat, masyarakat sekitar menjadi senang.
Penutupan lokalisasi “terbesar” ini tidak hanya eksekusi, tetapi juga dengan alih fungsi lahan dan pemberdayaan masyarakat terdampak. Saat ini, kawasan Dolly telah menjadi pusat kreatifitas warga setempat. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bermunculan. 
Pemerintah Kota Surabaya terus mempromosikan produk warga kawasan Dolly. Dilakukan pula promosi sentra pariwisata Dolly pada pihak luar kota bahkan luar negeri. Dengan demikian, citra positif Dolly menjadi lebih terangkat. Belakangan ini, diadakan Dolly Saiki Fest 2017, yang digelar selama tiga bulan sejak 13 Mei hingga 16 Juli 2017. Dalam waktu didekat, akan digelar pula event Night Run atau lari malam, level internasional di kawasan eks lokalisasi prostitusi ini. Dolly akan lebih populer dengan kesan positif baik di dalam maupun luar negeri.
4. Bagaimana inovasi ini dilaksanakan?
2014
- Dolly ditutup pada 18 Juni 2014. Warga dari luar kota yang selama ini bekerja di lokalisasi protitusi dipulangkan ke daerah asal.
- Perencanaan dan perancangan program pascapenutupan. Sejatinya, sejak beberapa tahun sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya sudah kerap melakukan intervensi ekonomi dan sosial. Namun kali ini, program difokuskan untuk membenahi aspek ekonomi dan sosial masyarakat pascapenutupan lokalisasi prostitusi ini.  
- Kegiatan pelatihan UMKM dilakukan dengan melibatkan sejumlah OPD dan menempatkan pihak Kecamatan Sawahan sebagai ujung tombak atau pelaksana lapangan. Koordinasi atau sinergi dengan instansi plat merah lain (seperti Pemerintah Provinsi dan Kementerian, sehubungan dengan program hibah dan diklat tambahan dari instansi-instansi tersebut) dan elemen masyarakat (pihak kampus dan LSM) juga dilakukan. Setidaknya, menurut data DP5, tak kurang dari 1067 warga yang dilatih di sana.  
- Pelatihan pembuatan dan pemasaran produk-produk mulai dilaksanakan. Mulai dari produk makanan/minuman olahan (seperti samiler, rumput laut, singkong, stick susu/tahu dan minuman kemasan) kerajinan tangan, alas kaki (sepatu sandal), batik, udeng, sablon, minyak rambut, tempe, service ponsel, menjahit, dan lain sebagainya.
- Pada Oktober 2014, kawasan Dolly menciptakan sejumlah UMKM yang terkoordinasi di bawah binaan Pemerintah Kota Surabaya. 
- Pada 2014 Pemerintah Kota membeli setidaknya 8 wisma di kawasan Dolly. Bangunan eks wisma itu lantas digunakan untuk tempat UMKM beroperasi, display UMKM, dan sebagian untuk taman bermain anak-anak serta lapangan futsal. Dengan demikian, kesan positif kawasan tersebut menjadi lebih sehat dan ramah bagi keluarga. Wisma terbesar di Dolly, bernama Barbara dengan enam lantai, dibeli Pemerintah Kota Surabaya dan dijadikan area pembelajaran berbasis internet Broadband Learning Center (BLC), pusat kerajinan sepatu, batik, dan display UMKM lainnya. 
2015
- Pelatihan masih terus dilakukan, termasuk pelatihan di aspek pemasaran. UMKM masih beroperasi.  
- Terdata, kawasan Dolly memiliki tak kurang dari dua puluh UMKM yang memiliki banyak varian produk. Jumlah tersebut berpeluang terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.
- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendeklarasikan bahwa kawasan Dolly menjadi sentra Batu Akik. Sejumlah stand penjualan/kerajinan batu akik berdiri. Untuk lebih menguatkan program itu, Pemerintah Kota Surabaya membiayai sejumlah warga untuk studi banding ke sejumlah daerah penghasil batu akik di Jawa Timur dan Jawa Tengah. 
- Pemerintah Kota Surabaya mengajak UMKM di kawasan Dolly membuka stand ketika ada pameran yang diselenggarakan Pemerintah Kota Surabaya, maupun pameran lain di level nasional.
2016
- Pelatihan masih terus dilakukan, termasuk pelatihan di aspek pemasaran. UMKM masih beroperasi.  
- Pemerintah Kota Surabaya mengajak UMKM di kawasan Dolly membuka stand ketika ada pameran yang diselenggarakan Pemerintah Kota Surabaya, maupun pameran lain di level nasional.
- Pada Februari 2016, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendeklarasikan kawasan Dolly sebagai Kampung Wisata Penuh Cerita
- Pada Oktober 2016, elemen seniman mural dan Pemerintah Kota Surabaya melakukan kegiatan menggambar mural. Secara umum, Dolly menjadi kampung mural. Tiap lokasi, digambar sesuai kekhasan UMKM yang ada di lokasi masing-masing. Ada yang samiler, batik, sepatu, makanan olahan, dan lain sebagainya. Gambar mural juga bisa bertema bebas, asalkan tetap indah. 
2017
- Pelatihan terus dilakukan, termasuk pelatihan di aspek pemasaran. 
- Pemerintah Kota Surabaya mengajak UMKM di kawasan Dolly membuka stand ketika ada pameran yang diselenggarakan Pemerintah Kota Surabaya, maupun pameran lain.
- Dolly Saiki Fest 2017 digelar selama tiga bulan sejak 13 Mei hingga 16 Juli 2017.
- Diresmikan DS (Dolly Saiki) Point, tempat display produk UMKM binaan di kawasan Dolly. 
- Pemerintah Kota Surabaya siap melaksanakan event Night Run bertaraf internasional di kawasan eks lokalisasi Dolly.
- Pemerintah Kota Surabaya siap membeli 17 bangunan eks wisma di kawasan Dolly untuk meningkatkan produktifitas UMKM di sana. Penggunaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.  
2018 dan selanjutnya
- Semua program yang sudah dilaksanakan akan terus dilanjutkan. Ditambah dengan pengembangan-pengembangan dan event-event lainnya.
5. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan?
Berikut para pemangku kepentingan inovasi ini
a. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai penggagas program inovasi.
b. Kecamatan Sawahan sebagai pelaksana atau ujung tombak semua kegiatan.  
c. Dinas Sosial sebagai leading sector program-program penyuluhan sosial di masyarakat. Dinas Sosial bersinergi dengan elemen masyarakat keagamaan dalam rangka penyuluhan tentang pentingnya nilai-nilai agama guna menguatkan mental masyarakat. Perubahan kondisi ekonomi pasti memberikan dampak psikologis bagi warga.  
d. DP5, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi dan UMKM, selaku leading sector intervensi pelatihan ekonomi kreatif bagi masyarakat. Sinergi dengan pihak perguruan tinggi untuk memberikan penyuluhan tentang teori dan praktek pemasaran produk juga beberapa kali dilakukan.
e. Pemerintah Provinsi, Kementerian Sosial, dan Kementerian Koperasi dan UMKM memberikan diklat tambahan dan hibah.  
f. Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebagai leading sector intervensi pendidikan. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan memastikan keberadaan perpustakaan dan Taman Belajar Masyarakat yang nyaman. 
g. Dinas Kesehatan sebagai pendamping masyarakat untuk mengatasi persoalan penyakit “khas” yang dimiliki lokalisasi prostitusi. Misalnya, HIV/AIDS dan ketergantungan obat-obatan atau minuman keras.  
h. Polrestabes Surabaya dan Korem. Polisi dan TNI menjadi penjaga ketertiban dan keamanan di kawasan Dolly. Juga, memastikan kalau eks sentra “trafficking” itu tidak kembali beroperasi sebagai lokalisasi prostitusi. 
i. Komunitas masyarakat yang melakukan kegiatan keagamaan, sosial, ekonomi, seni, budaya, pendidikan, dan kesehatan. Pemerintah Kota Surabaya selalu mendukung semua kegiatan positif. Ada banyak aktifitas di sana, misalnya, apa yang dilakukan oleh seniman mural untuk memercantik kawasan Dolly.
6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk melaksanakan inovasi ini dan bagaimana sumber daya itu dimobilisasi? 
a. Sumber Daya Manusia
Internal Pemerintah Kota Surabaya
Sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan inovasi ini ada yang berasal dari internal Pemerintah Kota Surabaya. Mereka berasal dari sejumlah OPD. Termasuk pula, dari pihak Kecamatan Sawahan sebagai ujung tombak kegiatan intervensi yang dilakukan di Dolly. 
Eskternal Pemerintah Kota Surabaya
Selain dari internal Pemerintah Kota Surabaya, ada pula sumber daya manusia dari pihak eksternal. Antara lain, dari pihak perguruan tinggi yang ikut bersinergi untuk memberi pelatihan/penyuluhan. Ada pula dari elemen masyarakat lain, di antaranya, para seniman mural yang ikut memercantik kawasan Dolly. Selain itu, pemberi materi diklat juga ada yang berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kementerian Sosial, maupun Kementerian Koperasi dan UMKM. Pihak TNI-Polri selaku leading sector dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Dolly juga memiliki peran sentral. Khususnya, di masa-masa awal pascapenutupan. Waktu itu, kondisi di kawasan tersebut tergolong masih rawan gesekan.
b. Sumber Daya Bangunan dan Alat
Sumber daya bangunan yang digunakan dalam menjalankan inovasi ini merupakan aset Pemerintah Kota Surabaya. Sewaktu melaksanakan pelatihan, sebelum wisma-wisama dibeli oleh Pemerintah Kota Surabaya, pelatihan dijalankan di kantor Kecamatan/Kelurahan. Sumber daya alat yang digunakan dalam menjalankan inovasi ini, khususnya untuk melaksanakan kegiatan UMKM, umumnya berasal dari Pemerintah Kota Surabaya. Meski demikian, warga juga melengkapinya dengan milik mereka sendiri, disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, Pemerintah Provinisi Jawa Timur dan Kementerian Sosial serta Kementerian Koperasi dan UMKM juga beberapa kali memberikan hibah alat-alat untuk kelancaran operasional UMKM di kawasan Dolly.  
c. Sumber Daya Pembiayaan 
Untuk mendukung program inovasi Dolly Bangkit, Pemerintah Kota Surabaya menganggarkan dana APBD sejak tahun 2014 hingga tahun 2017 ini. segala macam event yang digelar dalam kurun waktu itu, menggunakan dana dari APBD. Pelatihan maupun pembelian alat, bangunan, dan kebutuhan operasional lain, dipenuhi dengan APBD Surabaya. Pada awal penutupan eks lokalisasi prostitusi Dolly, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Sosial menggelontorkan dana “tali asih” untuk PSK dan Mucikari yang beroperasi di sana, lantas kemudian dipulangkan ke daerah asal.  
7. Apa saja output/keluaran yang dihasilkan oleh inovasi ini?
Output/Keluaran yang sudah dihasilkan antara lain:
1. Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Surabaya mengadakan program pelatihan ekonomi kreatif secara berkelanjutan dengan berbagai varian keahlian. Di tahun yang sama, Pemerintah Kota Surabaya membeli delapan bangunan wisma untuk dijadikan sentra pelatihan dan display UMKM, serta taman bermain atau lapangan futsal anak-anak. Pemerintah Kota Surabaya membuka peluang kerjasama bagi setiap elemen masyarakat yang ingin menyelesaikan persoalan di kawasan Dolly.  
2. Pada tahun 2015, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menetapkan kawasan Dolly sebagai sentra Batu Akik. Pemerintah Kota Surabaya mengajak semua UMKM binaan di kawasan Dolly dalam setiap pameran kerajinan/produk UMKM yang diselenggaraannya dan yang diselenggarakan oleh pihak lain di level nasional.  
3. Pada tahun 2016, Pemerintah Kota Surabaya menetapkan kawasan Dolly sebagai Kampung Wisata Penuh Cerita. Di tahun yang sama, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendeklarasikan kawasan Dolly sebagai Kampung Mural, atas sumbangsih seniman mural Surabaya. 
4. Pada tahun 2017, Pemerintah Kota Surabaya meluncurkan DS (Dolly Saiki) Point, tempat display produk UMKM kawasan Dolly. Di tahun yang sama, Pemerintah Kota Surabaya mengadakan Dolly Saiki Fest 2017. Selain itu, pada tahun ini pula, diadakan Night Run bertaraf internasional. Setidaknya, ada 17 bangunan eks wisma yang dibeli guna meningkatkan strategi penguatan ekonomi UMKM yang sudah ada.
8. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan dalam inovasi ini?
Program inovasi Dolly Bangkit ini merupakan gagasan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan menjadi salah satu perhatiannya selama ini. Bu Risma menaruh harapan besar pada Kampung Wisata Penuh Cerita. Maka itu, tak heran bila dia sendiri yang melakukan pemantauan dan evaluasi secara simultan. Dia kerap mengunjungi Dolly dan mampir ke lokasi-lokasi UMKM yang ada di sana, untuk sekaligus memberi semangat pada warga. Semua OPD yang bertugas juga selalu melakukan pemantauan dan evaluasi di lapangan. Selain, evaluasi yang dilakukan oleh pihak DPRD Surabaya tiap tahun atau tatkala APBD akan disahkan.  
Pihak Kecamatan Sawahan sebagai ujung tombak pelaksanaan diserahi tanggungjawab untuk memantau detail pelaksanaan program. Sejak awal, pihak Kecamatan Sawahan melakukan pendataan siapa saja warga yang mendapatkan pelatihan. Saat pelatihan berakhir, biasa di tahap awal durasinya satu sampai dua bulan, pihak Kecamatan Sawahan melihat apa lagi yang dibutuhkan warga. 
Bila warga butuh bantuan modal dan peralatan, pihak Kecamatan Sawahan akan melaporkannya pada OPD yang bisa mengabulkan harapan warga itu. Pelatihan itu dilaksanakan secara berkelanjutan dan terus menerus. Mereka yang sudah mahir, akan dinaikkan tahapan pelatihannya. Mereka yang belum mendapat pelatihan, akan diberi pelatihan baru di tahap awal, demikian seterusnya. 
Jumlah warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, yang paling terdampak dari penutupan eks lokalisasi prostitusi Dolly sejauh ini bisa terpantau karena sudah membentuk kelompok-kelompok UMKM. Kalaupun ada yang belum masuk ke kelompok UMKM atau Kelompok Usaha Bersama, warga lain masih bisa ikut menjangkau informasi tentang mereka. Informasi itu bisa dengan mudah didapatkan pihak Kecamatan Sawahan yang selama ini memiliki kedekatan dengan masyarakat setempat. Artinya, semua keluhan masyarakat, baik yang sudah mendapat intervensi berupa pelatihan dari Pemerintah Kota Surabaya maupun yang belum, selalu dalam jangkauan pemantauan dari pihak Kecamatan Sawahan.
9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi dan bagaimana kendala tersebut diatasi?
Pelaksanaan inovasi ini menemui sejumlah kendala di masa awal pelaksanaan. Misalnya, warga terdampak penutupan lokalisasi prostitusi Dolly yang masih pesimistis. Mereka merasa, saat ada lokalisasi prostitusi, begitu gampang mendapatkan uang. Paradigma ini perlu diluruskan. Persoalan ini bisa dipecahkan dengan memberikan mereka pemahaman secara komprehensif. Mereka diberi penyuluhan tentang pentingnya rasa percaya diri, sekaligus memberikan pelatihan ekonomi kreatif dan teknis pemasaran produk. Dengan demikian, mereka menjadi lebih cerah dalam memandang masa depan. 
Dalam perjalanannya, tidak semua materi penyuluhan dikuasai oleh pihak Pemerintah Kota Surabaya. Maka itu, dilakukan sinergi dengan pihak-pihak lain. Sebagai contoh, materi tentang keagamaan, diberikan oleh pakar agama atau ulama, materi tentang teori dan praktek pemasaran, selain dari pihak Pemerintah Kota Surabaya, pihak perguruan tinggi juga ikut memberikan pelatihan/penyuluhan. Sejumlah pelatihan juga dilaksanakan atas kerjasama dengan pihak Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Sosial serta Kementerian Koperasi dan UMKM. Mereka juga terlibat dalam penggelontoran sejumlah hibah pada para pelaku UMKM. 
Kendala lain adalah tentang pemasaran produk. Solusi yang dilakukan berupa partisipasi promosi dari pihak Pemerintah Kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya melakukan promosi produk warga Dolly melalui pameran-pameran, ataupun sosialisasi di media massa. Dalam acara-acara yang dihelat Pemerintah Kota Surabaya, UMKM dari Dolly diajak untuk membuka stand dan menawarkan produk.
“Kami sering diajak saat Pemerintah Kota Surabaya menggelar event. Dari sana, pihak-pihak luar mengenal kami. Mereka lalu memesan produk kami,” kata Atik Trianingsih, salah satu pengrajin sepatu/sandal di kawasan Dolly.
Dia mengatakan, saat ini pasar dari produknya sudah semakin luas. Sandal produk Kelompok Usaha Bersama yang dikelola Atik dan kawan-kawan sudah melayani tidak kurang dari enam hotel di Surabaya secara simultan. Sepatu mereka tidak hanya dipakai di Surabaya. Sudah banyak pesanan dari luar kota bahkan luar pulau. Terakhir, ada pesanan dari Satpol PP Bali. Atik dan kawan-kawan per bulan bisa mengantongi sekitar Rp 30 juta sampai Rp 35 juta.  
10. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan dari inovasi ini?
Inovasi Dolly Bangkit ini memiliki banyak manfaat. Khususnya, di bidang ekonomi dan sosial kawasan eks lokalisasi prostitusi Dolly. Roda perekonomian masyarakat terdampak penutupan tempat itu pada 2014, tetap bisa berputar. Mereka diberi pemahaman tentang pentingnya mencari rezeki dengan cara yang baik dan dari tempat yang baik. Kesadaran untuk memeroleh penghasilan dengan usaha sendiri, tanpa bergantung dari lokalisasi prostitusi, tumbuh dan berkembang dengan baik. Utamanya, setelah mendapat penyuluhan/pelatihan dari Pemerintah Kota Surabaya dan elemen masyarakat yang peduli pada kawasan ini. 
Pelatihan ekonomi kreatif yang dilaksanakan telah menciptakan UMKM yang berdaya saing tinggi. Tidak hanya di tingkat lokal, namun juga tingkat nasional, bahkan internasional. Sampai saat ini, setidaknya ada 20 UMKM dengan banyak varian produk. Mulai dari olahan makanan/minuman, kerajinan tangan, batik, minyak rambut, sandal/sepatu, sablon, udeng, dan lain sebagainya.  
Pelatihan ekonomi kreatif ini juga didukung dengan upaya promosi berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Artinya, pelatihan yang sudah dilaksanakan, terus dikawal dan dicarikan jalan pemasarannya. Buktinya, dalam banyak event dan pameran, UMKM dari Dolly kerap diajak ikut serta berpartisipasi. Dengan demikian, jalur penjualan produk terbuka lebar. Setiap ada tamu dari dalam maupun luar negeri, misalnya ada Menteri yang datang ke Surabaya, akan diajak untuk ke sentra UMKM di Dolly. Dari sana, Menteri yang dimaksud akan menyebarkan informasi ini pada pihak lain. Menteri yang datang pun kerap memborong produk yang dijual di sana.  
Selama ini, pihak Pemerintah Kota Surabaya memiliki hubungan baik dengan masyarakat Dolly yang terdampak penutupan lokalisasi prostitusi ini. Kedekatan yang dimaksud berjalan secara personal maupun institusional. Sebagai contoh, apa yang dialami Jarwo, salah satu warga yang sempat melakukan penolakan program penutupan lokalisasi prostitusi Dolly. 
Saat ini, Jarwo sudah sadar bahwa pekerjaan yang dilakukannya di masa silam tidak baik. Pascapenutupan, dia menggelar usaha pembuatan tempe. Oleh karena kerap diundang dalam event-event Pemerintah Kota Surabaya, dia memiliki sejumlah kenalan kepala dinas. Para kepala dinas itu kemudian menjadi langganannya. “Kepala Dinas Sosial Pak Supomo langganan seratus tempe per bulan, diantar ke kantornya. Sedangkan Kasatpol PP Pak Irvan Widyanto langganan lima ratu tempe per bulan, juga diantar ke kantornya,” ungkap Jarwo saat ditemui di rumahnya.
Inovasi ini juga berupaya membangun citra positif kawasan Dolly yang dulu sudah terstigma masyarakay sebagai tempat maksiat. Maka itu, diselenggarakan sejumlah event positif di sana. Dengan cara itu, warga setempat lebih percaya diri, promosi ekonomi kreatif pun bisa berjalan dengan lebih optimal.
Langkah yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini antara lain, menyematkan predikat Sentra Batu Akik (2015), Kampung Wisata Penuh Cerita (2016), Kampung Mural (2016), dan Gerakan Ganyang Hoax dan Perangi Narkoba (2017), menggelar Dolly Saiki Fest 2017 selama tiga bulan penuh pada 13 Mei hingga 16 Juli 2017. Kegiatan-kegiatan tersebut sudah barang tentu membuat citra Dolly makin positif sebagai kawasan yang sehat dan kreatif. 
Apa yang dilakukan Bu Risma membuat masyarakat yakin bahwa saat ini Dolly sudah bertransformasi. Jiwa entrepreneurship ditumbuhkan, kegiatan kesenian digelorakan, program-program berbasis kebersamaan seperti pengembangan kelompok usaha dan Dolly Saiki Fest 2017, menunjukkan bahwa Dolly menjunjung tinggi kearifan lokal Surabaya yang grapyak (supel) dan berbudaya. Sudah diluncurkan pula website www.dollysaiki.com yang berisi kegiatan di sana. Termasuk, beragam promosi produk ekonomi kreatif dan sosialisasi event-event di Dolly. 
Selama ini, Pemerintah Kota Surabaya juga membangun taman bermain atau lapangan futsal bagi anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa Dolly ramah pada anak-anak. Berbeda dengan kesan negatif di masa lalu yang sempat melekat, bahwa Dolly adalah daerah yang tidak bagus untuk perkembangan anak-anak. 
Dinas Pendidikan bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menjamin bahwa anak-anak mendapat asupan literasi yang memadai. Bahkan, salah satu lokasi di Dolly dijuluki sebagai Kampung Literasi.
Fenomena ini menunjukkan kalau di sana sudah terbangun kultur pendidikan dan literasi yang mapan. Sementara itu, Dinas Kesehatan selalu mendampingi masyarakat agar segala warisan penyakit “khas” lokalisasi prostitusi seperti HIV/AIDS dan kecanduan obat-obatan atau minuman keras, dapat tertangani dengan baik.  
11. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi?
Sebelum Adanya Inovasi
1. Masyarakat pesimistis dengan langkah Pemerintah Kota Surabaya yang sudah menutup lokalisasi prostitusi Dolly, sehubungan dengan aspek ekonomi mereka yang dipastikan guncang.
2. Belum ada UMKM yang memiliki koordinasi komprehensif dengan Pemerintah Kota Surabaya di aspek kualitas serta promosi.  
3. Kawasan Dolly tidak memiliki ruang terbuka berupa taman bermain dan lapangan futsal yang ramah anak-anak. 
4. Dolly tidak memiliki event-event positif yang memiliki gaung di level nasional, apalagi internasional. 
5. Dolly mendapat stigma atau pandangan miring di masyarakat. 
Setelah adanya Inovasi
1. Masyarakat optimistis dengan dunia ekonomi kreatif yang baru mereka geluti. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan Pemerintah Kota Surabaya membuka mata mereka bahwa memulai usaha tanpa ketergantungan dengan lokalisasi prostitusi, bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. 
2. Setidaknya, ada dua puluh UMKM yang sudah menjadi binaan Pemerintah Kota Surabaya dan hingga saat ini jumlahnya kian bertambah. Mereka memiliki kontrol kualitas sehingga dapat bersaing di level nasional bahkan internasional. Promosi produk mereka juga terus digencarkan Pemerintah Kota Surabaya dalam berbagai kesempatan. Dua puluh UMKM itu antara lain:
1. Orumy, minuman rumput laut
2. UD Mampu Jaya, kelompok usaha bersama sandal dan sepatu
3. Samijali, makanan ringan dari samiler dan ubi-ubian
4. Art Generation, sablon kaos/kain dan cetak lainnya
5. Aneka Rasa, minuman olahan jus dan lain-lain
6. UKM Pujaa, makanan olahan, susu kedelai, dan minuman
7. Arif Sablon, sablon kaos/kain dan cetak lainnya
8. Pita Dolly, handycraft atau kerajinan tangan seperti pot bunga
9. KSM Kawan Kami, makanan ringan, stick susu, dan kripik pisang
10. Cool Yes, minuman kemasan
11. Fitri Collection, kerajinan tangan anyaman tas, tempat tisu, dan lain-lain
12. Jarak Arum, kain batik tulis
13. UKM SAY, kain batik
14. UKM Canting Surya, kain batik
15. Bang Jarwo Tempe, olahan makanan tempe
16. UKM Alpu Jabar, kain batik
17. Atika Collection, kerajinan tangan bros, rajutan dan lain-lain
18. UKM Batik Jumput, kain batik
19. UKM Udeng, udeng
20. Pomade Prabujali, minyak rambut laki-laki yang pemasarannya sudah sampai ke luar negeri.
3. Saat ini kawasan Dolly memiliki banyak taman bermain atau lapangan futsal. Taman bermain juga diengkapi prosotan, jungkat-jungkit, dan wahana lain. Lokasinya di tempat yang dulu wisma. Keberadaan taman bermain dan lapangan futsal ini menumbuhkan kesan positf Dolly sebagai kawasan ramah anak. Ditambah lagi, keberadaan perpustakaan dan Taman belajar Masyarakat dengan koleksi yang lengkap.
4. Ada banyak event positif di Dolly. Antara lain, penyematan predikat Sentra Batu Akik (2015), Kampung Wisata Penuh Cerita (2016), Kampung Mural sekaligus kegiatan membuat mural bersama yang dihadiri pula oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (2016), Gerakan Ganyang Hoax dan Perangi Narkoba (2017) dan gelaran Dolly Saiki Fest 2017 selama tiga bulan penuh pada 13 Mei hingga 16 Juli 2017. Diadakan pula Night Run (2017) yang bakal mengundang pelari dari luar negeri untuk lari malam di kawasan Dolly. Kegiatan Dolly Saiki Fest 2017 yang dihelat pada 13 Mei sampai 16 Juli 2017, antara lain:
a. Peluncuran DOLLY SAIKI FEST 2017 dan Peresmian Dolly Saiki Outlet
b. Kompetisi Foto Instagram
c. Istigosah :: Majlis Dzikir
d. Lomba Lampion, Rumah Cantik
e. Dolly Night Run
f. Ngabuburit Bersama Bu Risma (Tausiah, Buka Puasa, Shalat Magrib, tarawih)
g. Cooking Class Oleh Chef Sarwan
h. Deklarasi Ganyang Hoax dan Narkoba 
i. Dolly Saiki Expo
j. Dolly Sehat
k. Dolly City Tour digelar tiga kali 
l. Dolly Membaca 
m. Perda Corner
n. Pelatihan Dasar Pemadaman Api dan Bencana 
o. Workshop Pramuwisata
p. Social Action Sharing
q. Kontes Becak Berwarna
r. Dolly Full Color (Pengecatan rumah dan Mural)
s. Kompetisi futsal U12 Antar RW
t. Kompetisi Tenis Meja antar Warga 
u. Pemutaran Film RANSEL LUSUH Sura & Baya karya Komunitas Love Suroboyo
v. Dolanan Bocah Lawas 
w. Jalan Sehat sekaligus penutupan festival
5. Dolly sudah dianggap sebagai sentra ekonomi kreatif dan lokasi sentral digelarnya event-event positif kelas nasional bahkan dunia.
12. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik dari penerapan inovasi ini?
Kesuksesan program inovasi Dolly Bangkit memiliki sejumlah pembelajaran yang bisa dipetik. Baik oleh warga di kawasan Dolly maupun di Surabaya secara umum. Sejumlah pembelajaran juga bisa dipetik oleh pihak Pemerintah Kota Surabaya. 
Pembelajaran yang bisa dipetik oleh warga Dolly yang terdampak penutupan antara lain, bahwa upaya untuk berubah ke arah positif pasti akan membuahkan hasil. Asalkan, dilaksanakan secara serius dan berkelanjutan. Sebagian warga Dolly sempat pesimistis tehadap roda perekonomian mereka. Namun, berkat usaha dan doa seluruh warga, masyarakat Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya, dan pemangku kepentingan lainnya, mimpi menjadikan Dolly bebas prostitusi dan menjadi kawasan ekonomi kreatif bisa terwujud. 
Keinginan menjadikan Dolly sebagai kawasan tanpa stigma negatif juga dapat direalisasikan. Saat ini, masyarakat sudah bisa menikmati banyak kegiatan-kegiatan dan event-event bagus di sana. Dolly juga telah menjelma jadi wilayah yang ramah anak dan sehat secara fisik maupun mental. 
Pembelajaran yang bisa dipetik oleh warga Surabaya secara umum antara lain, bahwa ketelatenan bisa membuat hal yang awalnya terlihat mustahil menjadi terwujud. Selama ini, kesan negatif melekat pada kawasan Dolly dan para warga di daerah itu. Namun, pandangan itu berubah drastis setelah program-program inovasi yang dijalankan Pemerintah Kota Surabaya dan didukung masyarakat sukses mengantarkan Dolly menjadi pusat ekonomi kreatif.
Segenap elemen masyarakat mesti bergandengan tangan untuk menyelesaikan problem kota. Sebab, apa yang terjadi di satu kawasan atau kecamatan dalam sebuah kota, pasti memiliki imbas pada kawasan atau kecamatan lain. Maka itu, kepedulian dan empati mesti terus diasah. Selama ini, semua elemen masyarakat yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, keagamaan, seni, budaya dan lain sebagainya, telah ikut berpartisipasi dalam upaya penutupan Dolly. Bahkan, mereka juga urun waktu, tenaga, pikiran, dan biaya dalam banyak kegiatan positif di kawasan itu pascapenutupan.  
Adapun pembelajaran yang bisa dipetik oleh Pemerintah Kota Surabaya antara lain, bahwa kebersamaan dan sinergitas antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah kunci kesuksesan program. Inovasi Dolly Bangkit tidak akan berhasil tanpa adanya koordinasi di masing-masing OPD. Pembagian tugas yang baik dan pemantauan serta evaluasi yang berkelanjutan menjadi bagian penting dari program ini. 
Kerjasama antar OPD dari level paling atas hingga level paling bawah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat adalah kebutuhan mutlak dalam struktur Pemeritahan Daerah. Di dalamnya, tidak boleh ada ego sektoral, karena pelayanan publik mesti didasarkan pada azas kebermanfaatan bagi masyarakat secara luas dan komprehensif. 
Penggerusan ego sektoral dalam melaksanakan program-program pemerintah mesti dijalankan dalam semua kesempatan. Tidak hanya dalam menyelesaikan problem di Dolly. Pembelajaran tentang sinergitas ini penting diterapkan dalam program rutin lain yang melibatkan lebih dari satu OPD. Khususnya, di program-program yang berhubungan dengan pembinaan kesejahteraan sosial di masyarakat.
13. Apakah inovasi ini berkelanjutan dan sedang atau sudah direplikasi di tempat lain?
Inovasi Dolly Bangkit akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Pelatihan ekonomi kreatif terus dilangsungkan oleh sejumlah OPD di lingkup Pemerintah Kota Surabaya. Pendampingan pada UMKM juga terus dilaksanakan. Event-event atau kegiatan-kegiatan positif juga akan terus dilaksanakan di Dolly. Dengan demikian, citra positif kawasan ini bisa semakin kuat. Sebaliknya, kesan negatif atau stigma yang dulu kerap dialamatkan pada daerah ini bakal luntur secara keseluruhan. Sebab, saat ini masyarakat sekitar Dolly sudah berdaya baik secara ekonomi maupun sosial. Dolly diharapkan bisa menjadi ikon Surabaya dalam arti positif.
Hingga saat ini, APBD tahunan Surabaya selalu memberikan porsi untuk pengembangan ekonomi kreatif dan citra positif kawasan Dolly. Pihak DPRD Surabaya sepakat untuk ikut mendukung rencana ini. Sebab, bila program yang ada berjalan secara konsisten, mimpi menjadikan dulu sebagai lokasi wisata tengah kota dengan pengunjung yang semakin banyak, bakal segera terwujud. Nantinya, Pendapatan Asli Daerah pun akan ikut meningkat.  
Dalam kunjungannya ke eks Wisma Barbara yang saat ini jadi display UMKM Sepatu pada inggu (27/8/2017), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Yohana Susana Yembise takjub. Dia berencana menjadikan kawasan Dolly sebagai pilot project untuk pemberdayaan ekonomi kreatif eks lokalisasi lain di Indonesia. "Produk-produk warga di sini membuat saya terkesan. Bermutu dan membanggakan," ungkap dia. "Apa yang dilakukan di sini sangat inspiratif," imbuhnya.
Selama ini, sudah banyak pemerintah daerah lain, bahkan negara lain, yang datang untuk melakukan studi banding. Antara lain, Pemerintah Kerajaan Brunei Darusalam, Republik Rakyat Tiongkok, komunitas dosen se-Asia Tenggara, Pemkot Kupang, Kemensos, Kemenperin, Kemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi 8 DPR RI, MUI Tenggarong, kampus-kampus, dan lain sebagainya.
Lebih dari itu, pemerintah daerah lain yang ingin mereplikasi cara pengembangan ekonomi kreatif dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat juga bisa memetik inspirasi dari Dolly. Sinergitas antar OPD di internal Pemerintah Kota Surabaya, dan antar Pemerintah Kota Surabaya dan masyarakat secara umum, telah sukses mengantarkan banyak UMKM menghasilkan produk dengan kualitas bersaing. Di sisi lain strategi Pemerintah Kota Surabaya dalam membangun citra positif sebuah kawasan yang dulunya terstigma secara sosial, juga bisa direplikasi pemerintah daerah lain.  
Di era modern seperti sekarang ini, branding atau pembangunan citra positif adalah hal yang sangat penting. Apalagi, dengan dukungan teknologi komunikasi dan informasi yang memadai. Saat ini, Dolly juga telah memiliki website khusus di www.dollysaiki.com yang bisa diakses siapapun dan di manapun. 
Pada Selasa (29/8/2017), Duta Besar Thailand Pitchayaphant Charnbhumidol bertamu ke Surabaya dan ditemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Dubes Thailand mengapresiasi berbagai macam prestasi yang sudah didapat Pemkot, salah satunya, mampu mengubah eks lokalisasi Dolly menjadi kawasan yang mampu memproduksi berbagai macam karya seni. Salah satunya, batik Dolly. Hal itu membuatnya terkesan.
Dubes Thailand juga takjub dengan pemberdayaan masyarakat dan anak muda di kawasan ini. Maka itu, dia tertarik untuk menjalin kerjasama di bidang kebudayaan dan pendidikan dengan Surabaya, dalam jalinan Sister City yang lebih intim. Khususnya, pada aspek-aspek yang berkenaan dengan kegiatan di kawasan Dolly. Misalnya, dalam hal pembinaan ekonomi kreatif berbasis inovasi seni dan budaya seperti batik. Juga, dalam pengembangan pendidikan anak-anak dan pemuda yang memiliki visi cerah dan kreatifitas untuk menyongsong masa depan.